Senin, 23 Mei 2011

YA RABB aku RINDU KEKASIHMU

Hari demi hari terhitung sudah terlampau sangat jauh, betapa kita rindu kepada ajaran Rasulullah saw.semakin jauh dunia ini akan kewafatan rosul semakin muram pula ajaran ajaran yang tersisa,sunah sunah yang terdahulu dapat mendatangkan cinta dan rahmat serta hidayah,namun kinimulai berganti ganti.......berganti akan bertambahnya dosa dosa para fakir iman,para pengemis dunia dan pare pengamen harta.tidakkah mereka sadar akan kedatangan kematian mereka, rosulALLAH bersabda bahwa hidup di dunia itu layaknya kita berteduh di bawah pohon.dengan hadist ini kita dapat mengimplementasikan bahwa hidup di dunia ini tidak lah lebih lama di bandingkan dengan waktu ki ta nanti ketika di akherat,ketika penghisapan itu datang.lalu dengan belkal apakah kita dapat melewati penghisapan tersebut....?yaitu dengan amalan amalan yang telah dibawakan oleh rosul kita yaitu al qur'an dan as sunnah.namun beginilah manusia manusia yang telah memuja dunia mereka begitu tuli dan butadengan amanah rosul.dengan cara yang bagaimana lagi agar mereka mengerti dan memahaminya serta mengamalkanya.harus dengan perkataan seperti apa lagi agar dunia ini membelalakkan mata dan hati mereka akan kesadaran dosa dosa yang setiap detiknya menumpuk,sesungguhnya hanya lah dengan kehendak ALLAH lah semua pintu hati manusi dapat terbuka ...amein ya Rabb....


PERMATA DALAM RENUNGAN

sembari tangan meraba
hati mendamba
mata mulai terasa iba
Seolah jiwa ini layaknya riba
namun penyesalan akan rindu ini seperti rimba
dan ikhlas pun ikut tertimba

berdiri....berkaca lensa lensa dosa
mencoba untuk lirih namun tak bisa
ini terasa beda....bukan biasa
karena KAU bukan bisa
Bisa yang biasa Kau cipta
Hingga lalunya hari ini

Rembang rimbun angin berkocak
layaknya lautan kolak
manis,,,namun "basi" berkelak kelak
itulah yang mereka katakan di malam puncak
ketika nafas ini mencoba untuk mendesak

tapi aku bangga....
ketika maut menjumpa
dan kau...para malaikat
malaikat yang menggegam misik
walau kematian tertelan bisa
kau tetap permata dalam renungan
hidup ku....

Selasa, 17 Mei 2011

puisi itu sebuah karisma,puisi itu nyanyian jiwa.....menghibur di kala apapun rasa ini terlena dalam belenggu suasana.Puisi itu tak kenal arah,tak akan pernah mengenal sebuah arah yang selalu fanatik dalam satu titik kekakuan.kecil,sedang , atau bahkan mereka yang telah mengenal dewasa....selalu mendambakan karisma sebuahkekuatan puisi yang kerap lahir dalam dukungan dukungan kebahagiaan,kepenatan,keterpaksaaan, kekhiklafan,kesalahan ke-bersyukuran,kebersamaanmwalau dunia ini tak pernah mengenal sebuah kelahiran puisi dari dalam jemari yang selalu piawai untuk memainkan sebuah kata kata nan pena yang tak lupa untuk bersanding.

puisi adalah nyanyian jiwa yang tidak akan pernah terikat dalam setiap aturan aturan.dan tidak pernah merasa pekik pada telinga walau seorang kupu kupu mungil sebagai penulisnya,Mereka akan mengerti pada saat waktunya,rangkaian rangkaian kata,pemilihan giksi yang tepat di setiap bait,berfilosof akan lingkungan sekitar yang layak layak saja tertanam dalam sebuahkarya sastra puisi,dan sandaran sandaran majas di setiap perwalikan sebuah inti cerita.

Tak perlu cemas untuk mengandung,mengidamkan sebuah karya karya puisi dari hidup ini. Kedatangannya pun cukup sederhaa...hanyalah mengundang setumpuk lautan lautan emosi yang masih terpendam dalam dalam untuk simfoni talian hidup.Semua manusia di jagad raya inoi tidak akan pernah merasakan buta akan puisi.mereka akan terhibur akan kedatangan sajak sajak romantika sebuah puisi.

Puisi itu selalu hadir dalam kesederhanaan,sederhana dalam memanfaatkan sebuah arti untuk setiap kata namun berinti dari berjuta makna.Sederhana akan setiap santunan sastra,yang tidak harus dipegang oleh seorang pakar sastra,namun sebernanyalah mereka mereka lah, pencipta sastra puisi bagi hidupnya lah yang lebih patut menyandang gelar Prof."pakar sang sastra".Teruskanlah berkarir dalam mencipta puisiwalau hanya se bait,sekataa itu tak kan jadi problematika dalam dunia sastra.Poin utamanya adalah puisi itu adalah gambaran hidup-mu.Tak perlu segudang bakat untuk sebuah puisi.Namu kepekaan pada perasaan murni akan setiap kata dan baitnya.Jangan lah menyerah,,,,,,,, karena puisi mu,berkata bahwa engkaulah yang pemegang kuncinya.

Label