sembari tangan meraba
hati mendamba
mata mulai terasa iba
Seolah jiwa ini layaknya riba
namun penyesalan akan rindu ini seperti rimba
dan ikhlas pun ikut tertimba
berdiri....berkaca lensa lensa dosa
mencoba untuk lirih namun tak bisa
ini terasa beda....bukan biasa
karena KAU bukan bisa
Bisa yang biasa Kau cipta
Hingga lalunya hari ini
Rembang rimbun angin berkocak
layaknya lautan kolak
manis,,,namun "basi" berkelak kelak
itulah yang mereka katakan di malam puncak
ketika nafas ini mencoba untuk mendesak
tapi aku bangga....
ketika maut menjumpa
dan kau...para malaikat
malaikat yang menggegam misik
walau kematian tertelan bisa
kau tetap permata dalam renungan
hidup ku....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar