puisi itu sebuah karisma,puisi itu nyanyian jiwa.....menghibur di kala apapun rasa ini terlena dalam belenggu suasana.Puisi itu tak kenal arah,tak akan pernah mengenal sebuah arah yang selalu fanatik dalam satu titik kekakuan.kecil,sedang , atau bahkan mereka yang telah mengenal dewasa....selalu mendambakan karisma sebuahkekuatan puisi yang kerap lahir dalam dukungan dukungan kebahagiaan,kepenatan,keterpaksaaan, kekhiklafan,kesalahan ke-bersyukuran,kebersamaanmwalau dunia ini tak pernah mengenal sebuah kelahiran puisi dari dalam jemari yang selalu piawai untuk memainkan sebuah kata kata nan pena yang tak lupa untuk bersanding.
puisi adalah nyanyian jiwa yang tidak akan pernah terikat dalam setiap aturan aturan.dan tidak pernah merasa pekik pada telinga walau seorang kupu kupu mungil sebagai penulisnya,Mereka akan mengerti pada saat waktunya,rangkaian rangkaian kata,pemilihan giksi yang tepat di setiap bait,berfilosof akan lingkungan sekitar yang layak layak saja tertanam dalam sebuahkarya sastra puisi,dan sandaran sandaran majas di setiap perwalikan sebuah inti cerita.
Tak perlu cemas untuk mengandung,mengidamkan sebuah karya karya puisi dari hidup ini. Kedatangannya pun cukup sederhaa...hanyalah mengundang setumpuk lautan lautan emosi yang masih terpendam dalam dalam untuk simfoni talian hidup.Semua manusia di jagad raya inoi tidak akan pernah merasakan buta akan puisi.mereka akan terhibur akan kedatangan sajak sajak romantika sebuah puisi.
Puisi itu selalu hadir dalam kesederhanaan,sederhana dalam memanfaatkan sebuah arti untuk setiap kata namun berinti dari berjuta makna.Sederhana akan setiap santunan sastra,yang tidak harus dipegang oleh seorang pakar sastra,namun sebernanyalah mereka mereka lah, pencipta sastra puisi bagi hidupnya lah yang lebih patut menyandang gelar Prof."pakar sang sastra".Teruskanlah berkarir dalam mencipta puisiwalau hanya se bait,sekataa itu tak kan jadi problematika dalam dunia sastra.Poin utamanya adalah puisi itu adalah gambaran hidup-mu.Tak perlu segudang bakat untuk sebuah puisi.Namu kepekaan pada perasaan murni akan setiap kata dan baitnya.Jangan lah menyerah,,,,,,,, karena puisi mu,berkata bahwa engkaulah yang pemegang kuncinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar