Minggu, 18 Desember 2011

INTERPROFESSIONAL MULTIDICIPLINE


Dewasa ini, Indonesia sering dihadang oleh masalah sepele tentang kesehatan. Kedengarangnya begitu menarik untuk didiskusikan, namun masalah sepele yang dimaksud disini adalah bukanlah masalah yang biasa sehingga tidak menimbulkan dampak yang tidak biasa. Tidak, masalah sepele yang ditekankan disini adalah masalah yang dapat menimbulkan dampak yang dapat membahayakan ruang lingkup masyarakat sendiri, khususnya dalam bidang kesehatan. Masalah yang dianggap biasa tersebut adalah kurang efektifnya pelayanan di bidang kesehatan, baik pada profesi perawat, bidan, dokter, maupun apoteker. Hal ini memang pada awalnya terlihat biasa dan cenderung sepele untuk menemukan factor utamanya serta pemecahan permasalahannya. 

Pada tahun 2009, sebuah lembaga kesehatan di sumatera utara menyimpulkan hasil risetnya bahwa terdapat 15% masyarakat yang dapat dinyatakan sehat dan 85% masyarakat yang dapat dinyatakan sakit. Berdasarkan hasil riset tersebut disebutkan bahwa alasan yang paling berpengaruh adalah kurang efektifnya pelayanan di bidang kesehatan. Alasan tersebut dapat diperkuat dengan fenomena-fenomena yang sering terjadi di masyarakat yang terkait dengan pelayanan bidang kesehatan. Contohnya, sering kita temui saat ini bahwa banyak apotek-apotek yang hanya ditunggu oleh asisten apoteker, dan parahnya informasi-informasi penting yang seharusnya tersampaikan ke pasien karena tidak hadirnya apoteker ditempat informasi-informasi penting tersebut menjadi terhambat sehingga sering kita jumpai bahwa dengan menggunakan obat A pasien tidak kunjung sembuh atau mungkin dengan complain yang lain. 

Permasalahan lain yang kiranya terlihat sepele tapi berakibat fatal yaitu kare seorang apoteker tidak ditempat maka apabila seorang dokter salah dalam menuliskan resep dan bisa jadi kesalahan tersebut terjadi pada penggunaan takaran dosis, walaupun ada asisten apoteker yang juga paham dengan masalah ini. Namun perlu diingat juga bahwa pengetahuan antara asisten apoteker dan apoteker, sangat berbeda. Dari fenomena di atas dapat ditinjau bahwa di Indonesia memiliki pelayanan di bidang kesehatan yang kurang. Hal ini didukung dengan tidak terjalinnya komunikasi yang baik antar profesi, selain itu mereka kurang disiplin dalam menjalankan tugas profesinya sebagai “pelayan” kesehatan untuk masyarakat. Perlu kita ketahui disini adalah, dalam dunia kesehatan jabatan profesi dipandang sama rata, tidak ada yang saling menggguli antara satu dengan yang lain. 

Dalam menangani suatu masalah dokter,perawat, apoteker, dan profesi kesehatan lainya merupakan suatu tim yang bekerja sama untuk mendapatkan pemecahan masalah yang baik. Sampai saat ini, untuk mendapatkan pemecahan masalah yang baik masih belum terealisasikan. Hal ini dapat ditinjau ulang pada pernyataan Abrahamson, bahwa walaupun dapat diterima secara luas sebagai suatu mekanisme pemberian pelayanan, literarur dalam kerjasama tim umumnya memustkan perhatiannya pada hambatan kerja sama tim.h hambatan ini mencakup : 
• Status anggota yang tidak sama 
• Dominasi dokter yang hadir 
• Komitmen ganda anggota terhadap tim dan afiliasi mereka 
• Isu isu kompetiei peran 
• Ketidakjelasan peran 
• Proses sosialisasi professional yang berbeda 
• Kurangnya dukungan dan sumber organisasi 
• Keputusan dalam mengatasi konflik 
• Ketidakjelasan tanggung jawab bagi kepemimpinan tim 

Dengan adanya factor – factor yang mempengaruhi kurangnya system pelayanan dibidang kesehatan dapat dibenahi dengan diterapkannya interprofesional multidecipline. Salah satu solusi dalam penerapan interproffesional multidecipline yaitu 
 • Kelompok proffesionaldari berbagai disiplin 
• Tujuan bersama 
• Integrasi berbagai perspective professional dalam pengambilan keputusan 
• Komunikasi 
• Pembagian peran berdasarkan keahlian 

Kerjasama tim dilakukan agar meningkatkan hasil yang dicapai klien melalui interaksi dinamis individu – individu yang memiliki bergai keahlian sehingga ada perluasan pemikiran atau keseragaman yang diterapkan dalam penyelesaian masalah. Dengan pengetahuan professional yang spesialis yang diterapkan dalam sebagian masalah atau klien, diharapkan agar suatu pendekatan yang lebih komprehensif dapat dicapai melalui kerjasama tim. Pada umumnya, mengamati literature tentang kerjasama tim untuk validasi empiris asumsi ini tidak produktif.kebingungan ini dihadapi oleh para penulis tentang kerja sama tim sejak 1970-an karena evaluasi empiris yang direncanakan baik mengenai efektifitas tim sangat jarang. Seorang ahli psikology pada bidang kesehatan, Faulkner Schofield dan Amodeo (1999), melakukan tinjauan studi tentang efektivitas kerjasama tim dan menemukan bahwa definisi tentang tim tidak konsisten sehingga perbandingan temuan sulit dilakukan. 

Kesimpulannya adalah, adanya berbagai macam permasalahan – permasalahan di atas dapat disimpulkan bahwa titik inti dari problematika ini adalah kurangnya pelayanan kesehatan yang baik serta penanganan yang tepat untuk pasien. Apabila permasalahan ini diselidiki lebih lanjut, factor utama yang berpengaruh adalah kurangnya kerjasama antar profesi, khususnya untuk profesi lingkup kesehatan. Kedudukan profesi pada lingkup kesehatan dapat dikaitkan dengan penerapan multidisiplin. Pentingnya pendekatan multidisiplin dalam pelayanan kesehatan di Indonesia merupakan hal yang paling penting untuk memperbailki pola perkembangan kesehatan di Indonesia. Kolaborasi antar disiplin ilmu kesehatan dan interprofesionalitas yang berkesinambungan dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan, harus selalu menjadi perhatian utama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label