Minggu, 22 Juni 2014

ILMU TENTANG RAMADHAN sesi 1



BISMILLAH...

Ramadhan adalah bulan kedermawanan, dimana di dalamnya penuh dengan sadaqah, infaq, untuk saling berbagi, dan saling membahagiakan. Ramadhan adalah bulan pelatihan untuk membersihkan hati dan jiwa, maka barang siapa yang mempersiapkannya fa in shaa Allah, Allah akan memudahkan jalang kita. Allahu'alam bissawab

Alhamdulillahirobbil 'alamin, hari ini Allah memudahkan jalan kami untuk menghadiri kajian menjelang ramadhan oleh ust Abdulloh Saleh Hadromi di masjid An-nur malang. Di jauh hari sebelum hari ini, kami sudah benar-benar menantikan untuk bisa menghadiri kajian tersebut, karena ada rasa kecemasan kami, para undangan kajian, untuk tidak bisa memperbanyak amalan di ramadhan tahun ini (semoga rasa khawatir ini juga dirasakan oleh pembaca, aamiin). Semoga Allah memudahkan amalan dan ibadah kita di ramadhan tahun ini. Tujuan saya untuk menuliskan beberapa bait tulisan disini adalah untuk membagikan sedikit ilmu yang saya dapatkan di kajian tersebut, yang in shaa Allah bermanfaat dan semoga tidak mendatangkan kebingunan.

Di kajian tersebut ust Abdulloh menjelaskan dengan per point agar lebih mudah. berikut adalah ringkasan yang saya buat: 

ILMU TENTANG RAMADHAN

MENYAMBUT BULAN RAMADHAN
Hendaklah kita menyambut kedatangan bulan Ramadhan dengan beberapa perkara berikut:
1. Membayar hutang puasa (apabila mempunyai hutang) sebelum masuk bulan Ramadhan.
2. Memperbanyak puasa dan membaca Al-Qur?an serta amal saleh lainnya pada bulan Sya?ban untuk persiapan Ramadhan.
3. Mempersiapkan diri (lahir dan batin / jasmani dan rohani) secara matang.
NIAT
Wajibnya Berniat Puasa Sebelum Terbit Fajar Shadiq (Waktu Subuh) Ketika Puasa Wajib:
Rasulullah ?Shallallahu ?Alaihi Wa ?Ala Alihi Wa Sallam bersabda: “Barangsiapa yang tidak berniat sebelum fajar untuk puasa maka tidak ada puasa baginya”. (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah dan al-Baihaqi dengan sanad sahih)
Beliau ?Shallallahu ?Alaihi Wa ?Ala Alihi Wa Sallam bersabda pula: “Barangsiapa yang tidak berniat puasa pada malam harinya maka tidak ada puasa baginya.” (HR. An-Nasa?i, Al-Baihaqi dan Ibnu Hazm dengan sanad sahih)
Kewajiban untuk berniat sejak malam itu khusus bagi puasa wajib, karena Rasulullah ?Shallallahu ?Alaihi Wa ?Ala Alihi Wa Sallam pernah mendatangi Ibunda ?Aisyah radhiallahu anha (pada bulan lain) selain bulan Ramadhan, beliau ?Shallallahu ?Alaihi Wa ?Ala Alihi Wa Sallam berkata: “Apakah engkau mempunyai santapan siang ? Kalau tidak ada aku berpuasa”. (HR. Muslim)
WAKTU PUASA
Waktu puasa adalah dari terbit fajar shadiq (waktu Subuh) sampai terbenam matahari (waktu Maghrib) berdasarkan firman Allah Ta?ala dan sabda Rasulullah ?Shallallahu ?Alaihi Wa ?Ala Alihi Wa Sallam:
Allah Ta?ala berfirman: ??dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam.? (QS. Al-Baqarah: 187).
Ketika turun ayat tersebut sebagian sahabat Nabi ?Shallallahu ?Alaihi Wa ?Ala Alihi Wa Sallam sengaja mengambil ?iqal (tali yang dipakai untuk mengikat onta), kemudian mereka letakkan dibawah bantal-bantal mereka, atau mereka ikatkan dikaki mereka. Dan mereka terus makan dan minum hingga jelas dalam melihat kedua ?iqal tersebut (membedakan antara yang putih dari yang hitam).
Dari ?Adiy bin Hatim ?Radhiallahu ?Anhu berkata : “ketika turun ayat: “?hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam.” Aku mengambil ?iqal hitam digabungkan dengan ?iqal putih, aku letakkan di bawah bantalku, aku terus melihatnya pada waktu malam hingga jelas bagiku (tampak yang putih dari yang hitam). Pagi harinya aku pergi menemui Rasulullah ?Shallallahu ?Alaihi Wa ?Ala Alihi Wa Sallam dan kuceritakan kepada beliau perbuatanku tersebut. Beliaupun bersabda: “Maksud ayat tersebut adalah hitamnya malam dan putihnya siang”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Umar ?Radhiallahu ?Anhu berkata, Rasulullah ?Shallallahu ?Alaihi Wa ?Ala Alihi Wa Sallam bersabda: “Jika malam datang dari sini, siang menghilang dari sini, dan telah terbenam matahari, maka berbukalah orang yang puasa.” (HR. Bukhari dan Muslim)
SAHUR
Sahur adalah makan pada akhir malam yang merupakan sunnah Nabi ?Shallallahu ?Alaihi Wa ?Ala Alihi Wa Sallam. Ketika sahur hendaklah seseorang berniat melaksanakan perintah Nabi ?Shallallahu ?Alaihi Wa ?Ala Alihi Wa Sallam dan meniru perbuatannya sehingga sahurnya menjadi ibadah dan berniat pula agar sahur menjadikannya kuat ketika berpuasa supaya mendapat pahala karenanya. (Majalis Syahr Ramadhan, Syaikh Utsaimin hlm 77-78)
1. Hikmahnya
Dari Amr bin ‘Ash ?Radhiallahu ?Anhu bahwasanya Rasulullah ?Shallallahu ?Alaihi Wa ?Ala Alihi Wa Sallam bersabda: “Pembeda antara puasa kita dengan puasa Ahli Kitab adalah makan sahur”. (HR. Muslim)
2. Keutamaannya
a. Sahur Barokah
Dari Abdullah bin Al-Harits ?Rahimahullah dari seorang sahabat Rasulullah ?Shallallahu ?Alaihi Wa ?Ala Alihi Wa Sallam berkata: Aku masuk menemui Nabi ?Shallallahu ?Alaihi Wa ?Ala Alihi Wa Sallam ketika beliau makan sahur, lalu beliau bersabda: “Sesungguhnya makan sahur adalah barokah yang Allah berikan padamu maka janganlah kamu tinggalkan”. (HR. Imam Ahmad dan An-Nasa?i dengan sanad sahih)
Keberadaan sahur sebagai barokah sangatlah jelas, karena dengan makan sahur berarti mengikuti sunnah, menguatkan dalam puasa, menjadikan seseorang semangat untuk selalu puasa karena merasa ringan, dalam makan sahur juga menyelisihi Ahli Kitab karena mereka tidak melakukan makan sahur.
b. Allah Ta?ala dan para Malaikat-Nya bershalawat kepada orang-orang yang sahur
Boleh jadi barokah sahur terbesar adalah Allah Ta?ala meliputi orang-orang yang sahur dengan ampunan-Nya, memenuhi mereka dengan rahmat-Nya, malaikat-malaikat Allah memintakan ampunan bagi mereka, berdo’a kepada Allah agar memaafkan mereka, agar mereka termasuk orang-orang yang dibebaskan oleh Allah di bulan Ramadhan.
Dari Abu Said Al-Khudri ?Radhiallahu ?Anhu berkata, Rasulullah ?Shallallahu ?Alaihi Wa ?Ala Alihi Wa Sallam bersabda: “Sahur itu makanan yang barokah, janganlah kamu meninggalkannya walaupun hanya meneguk seteguk air, karena Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada orang-orang yang sahur.” (HR. Imam Ahmad dan Ibnu Abi Syaibah dengan sanad kuat)
3. Mengakhirkan Sahur
Disunnahkan mengakhirkan sahur sesaat sebelum fajar, karena Nabi ?Shallallahu ?Alaihi Wa ?Ala Alihi Wa Sallam dan Zaid bin Tsabit ?Radhiallahu ?Anhu melakukan sahur, ketika selesai makan sahur Nabi ?Shallallahu ?Alaihi Wa ?Ala Alihi Wa Sallam bangkit untuk shalat subuh, dan jarak (selang waktu) antara sahur dan masuknya shalat kira-kira lamanya seseorang membaca lima puluh ayat Al-Qur?an.
Anas ?Radhiallahu ?Anhu meriwayatkan dari Zaid bin Tsabit ?Radhiallahu ?Anhu : “Kami makan sahur bersama Rasulullah ?Shallallahu ?Alaihi Wa ?Ala Alihi Wa Sallam, kemudian beliau shalat. Aku (Anas) bertanya: “Berapa lama jarak antara adzan (Subuh) dan sahur? Beliau (Zaid bin Tsabit) menjawab: “Kira-kira membaca lima puluh ayat Al-Qur’an.” (HR. Bukhari dan Muslim)
(Majalis Syahr Ramadhan, Syaikh Utsaimin dan Shifat Shoum Nabi, Ali Hasan dan Salim Al-Hilali)
BERBUKA
1. Kapan Orang yang Puasa Berbuka?
Amr bin Maimun Al Audiy: “Para sahabat Muhammad ?Shallallahu ?Alaihi Wa ?Ala Alihi Wa Sallam adalah orang-orang yang paling bersegera dalam berbuka dan paling akhir dalam sahur.” (Riwayat Abdur Razaq dalam Al-Mushannaf dengan sanad yang disahihkan oleh Al Hafidz dalam Fathul Bari dan al Haitsami dalam Majma’ Zawaid)
2. Menyegerakan Berbuka
Dari Sahl bin Sa’ad ?Radhiallahu ?Anhu, Rasulullah ?Shallallahu ?Alaihi Wa ?Ala Alihi Wa Sallam bersabda: “Senantiasa manusia di dalam kebaikan selama menyegerakan berbuka.? (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Abu Hurairah ?Radhiallahu ?Anhu, Rasulullah ?Shallallahu ?Alaihi Wa ?Ala Alihi Wa Sallam bersabda: “Agama ini akan senantiasa menang selama manusia menyegerakan berbuka, karena orang-orang Yahudi dan Nashrani mengakhirkannya.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Hibban dengan sanad hasan)
Dari Sahl bin Sa’ad ?Radhiallahu ?Anhu, Rasulullah ?Shallallahu ?Alaihi Wa ?Ala Alihi Wa Sallam bersabda: “Umatku akan senantiasa dalam sunnahku selama mereka tidak menunggu bintang ketika berbuka (puasa).” (HR. Ibnu Hibban dengan sanad sahih)
3. Berbuka Dengan Apa?
Dari Anas bin Malik ?Radhiallahu ?anhu berkata: “Adalah Rasulullah ?Shallallahu ?Alaihi Wa ?Ala Alihi Wa Sallam berbuka dengan beberapa butir ruthab (kurma segar) sebelum shalat (Maghrib), jika tidak ada ruthab maka berbuka dengan beberapa butir tamar (kurma kering), jika tidak ada tamar maka beliau minum dengan beberapa tegukan air.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Khuzaimah dan At-Tirmidzi dengan sanad sahih.)
4. Yang Diucapkan Ketika Berbuka
Dari Abdullah bin Amr bin Al ‘Ash ?Radhiallahu ?Anhuma, Rasulullah ?Shallallahu ?Alaihi Wa ?Ala Alihi Wa Sallam bersabda: “Sesungguhnya orang yang puasa ketika berbuka memiliki do’a yang tidak akan ditolak.” (HR. Ibnu Majah, Al-Hakim, Ibnu Sunni dan Ath-Thayalisi dengan sanad sahih)
Do’a yang paling afdhal adalah do’a ma’tsur dari Rasulullah ?Shallallahu ?Alaihi Wa ?Ala Alihi Wa Sallam, bahwa beliau jika berbuka mengucapkan:
ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوْقُ وَثَبَتَ اْلأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ.



?Telah hilang rasa haus dan urat-urat telah basah serta pahala akan tetap, insya Allah.? (HR. Abu Dawud dengan sanad sahih)
Doa sahabat Abdullah bin Amr ?Radhiallahu ?Anhuma ketika berbuka



اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ بِرَحْمَتِكَ الَّتِيْ وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ أَنْ تَغْفِرَ لِيْ.

?Ya Allah! Sesungguhnya aku memohon kepadaMu dengan rahmatMu yang meliputi segala sesuatu, supaya Engkau beri ampunan atasku.? (HR. Ibnu Majah dengan sanad hasan)

Seseorang diperbolehkan berdoa apa saja yang ia suka dari kebaikan dunia dan akhirat.
5. Memberi Makan Orang Yang Puasa
Rasulullah ?Shallallahu ?Alaihi Wa ?Ala Alihi Wa Sallam bersabda: “Barangsiapa memberi buka orang yang puasa, ia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahalanya sedikitpun.” (HR. Imam Ahmad, At-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban dengan sanad sahih)
Doa tamu kepada orang yang memberikan makanan



اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَهُمْ فِيْمَا رَزَقْتَهُمْ، وَاغْفِرْ لَهُمْ وَارْحَمْهُمْ.

?Ya Allah! Berilah berkah apa yang Engkau rezekikan kepada mereka, ampuni dan belas kasihanilah mereka.? (HR. Muslim)

Berdoa untuk orang yang memberi makanan dan minuman



اَللَّهُمَّ أَطْعِمْ مَنْ أَطْعَمَنِيْ وَاسْقِ مَنْ سَقَانِيْ.

?Ya Allah! Berilah ganti makanan kepada orang yang memberi makan kepadaku dan berilah minuman kepada orang yang memberi minuman kepadaku.? (HR. Muslim)

Doa apabila berbuka di rumah orang



أَفْطَرَ عِنْدَكُمُ الصَّائِمُوْنَ، وَأَكَلَ طَعَامَكُمُ اْلأَبْرَارُ، وَصَلَّتْ عَلَيْكُمُ الْمَلاَئِكَةُ.

?Orang-orang yang berpuasa berbuka di sisimu dan semoga orang-orang yang baik memakan makananmu, serta semoga para malaikat memohonkan rahmat untukmu.? (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah dan An-Nasa?i dengan sanad sahih)

(Majalis Syahr Ramadhan, Syaikh Utsaimin dan Shifat Shoum Nabi, Ali Hasan dan Salim Al-Hilali, Hisnul Muslim, Al-Qahthani dll)
untuk kali ini sesi 1 tema ini, cukup sekian dulu. in shaa Allah akan dilanjutkan berbagai ulasan berikutnya. semoga Allah memudahkan ibadah kita di bulan ramadhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label